Jumat, 25 November 2016

Pengaruh Kemajuan Teknologi dalam Membangun Katahanan Keluarga

➖➖➖➖➰➰➖➖➖➖
Notulensi Kajian Online Link AIHQ Premium Ke XI
🌷 KELAS : *Kabsyah Binti Rafi*

🏡 Tempat : *Kelas Kabsyah binti Rafi*
📆 Hari/Tanggal : *Jumat/25 Nov 2016*
🎤 Moderator : *Fahriah*
📝 Notulensi : *SuaRni*

📚 *```Pengaruh Kemajuan Teknologi dalam Membangun Katahanan Keluarga```*
Oleh: Bunda Rochma Yulika

Alih-alih perkembangan zaman menghadirkan banyak pengaruh baik positif mau pun negatif. Menjadi kewaspadaan bagi kita karena berdampak yang cukup menggelisahkan. Apalagi sudah masuk ke ranah keluarga. Bukan saja bagaimana mengatasi anak yang kecanduan gadget tetapi juga sampai pada pergaulan bebas pada remaja juga banyaknya perselingkuhan yang kasusnya semakin meradang.
Padahal kita ketahui bersama bahwa keluarga berfungsi sebagai benteng utama oengaruh negatif dari luar. Maka jika keluarga inti saja tak mempu menjaga diri dari derasnya pengaruh teknologi lantas bagaimana bisa menjadi benteng.
Mengamati perkembangan informasi yang semakin menderas punya pengaruh baik dan buruk selayaknya dua sisi mata uang. Satu sisi kita bisa ambil kebaikannya namun sisi yang lain ada hal yang tentunya tak luput dari kehadiran masalah yang tak sedikit dan cukup memrihatinkan.
Hal baik yang bisa kita ambil hikmahnya yakni dakwah mulai mudah diakses oleh siapa pun. Bahkan di belahan negeri lain banyak manusia mendapat hidayah lantaran informasi yang didapatkan melalui media sosial. Keberuntungan memang. Bahkan banyak grup atau komunitas kajian yang secara terstruktur pun mulai merebak. Alhamdulillah. Kita sebagai salah satu pengusung dakwah bisa mengambil keuntungannya. Lantaran tugas amar ma’ruf nahy munkar yang menjadi kewajiban kita mudah tertunaikan.
Batas ruang dan waktu tak lagi menjadi halangan. Share lewat tulisan yang menggelorakan untuk banyak teman dan handai taulan. Indahnya berbagi melalui nasihat. Ukhuwah antar sesama semakin dekat. Bahkan yang jauh tak terasa jaraknya. Luar biasa memang. Bahkan teman sekolah dasar dan seterusnya bisa berkumpul kembali dengan adanya media sosial ini.
Namun sisi lain yang membuat kita merasa resah cukup banyak. Banyak hal yang jauh dari norma ketimuran dan adab islami bertebaran di depan mata kita. Saling komentar yang tak beraturan. Bersapaan yang tak lagi sesuai aturan. Memilih kata yang membuka jebakan. Belum lagi antar lawan jenis nampak asyik saling berbalas sapa dan lupa bahwa dirinya sudah memiliki pendamping dan bahkan anaknya pun tak sedikit jumlahnya.

Miris dan prihatin.....
Perempuan seolah mulai kehilangan izzah iffah sebagai muslimah. Pria pun seolah tak punya aqidah. Keimanan pun terlihat begitu lemah. Peringatan dan petuah tak dihiraukan. Tak ingin terusik untuk mendapatkan kesenangan yang sesungguhnya sekedar melenakan bahkan hanya lintasan yang tak bermakna. Kita tahu seperti apa Umar bin Khattab memberikan nasihat. Jika kita merasa lelah dalam menebar kebaikan maka kebaikan itu akan abadi dan lelah pun akan hilag. Namun bila kita bersenang-senang dalam keburukan rasa senang akan sirna dan keburukan akan terus ada.
Hidupkan alarm kita. Jika sekiranya ada sinyal-sinyal negatif segera sadari jangan dinikmati lantaran setan pandai sekali mengakali. Kadang berawal dari alasan urusan dakwah, curahan hati atas hadirnya masalah, lantas timbul kenyamanan dan berakhir dengan perselingkuhan.
Jangan salah bahwa perselingkuhan didefinisikan hanya dengan berhubungan badan. Tapi hal yang menyerempet dengan perzinaan juga masuk kategori. Bukankan Allah melarang mendekati zina??? Jangan salah juga bahwa bicara mesra tidak bisa menggunakan bahasa tulisan. Astaghfirullah.

Chatting tanpa keperluan, ngobrol hanya berisi candaan, bicara jauh dari norma kesantunan. Lantas dimana Allah berada jika semua itu terjadi. Apakah dahsyatnya tipu daya setan telah mengalahkan kebersihan jiwa kita untuk menilik sebuah kebenaran???
Dari sekian banyak penyebab hati menjadi tersandung adalah fitnah dunia. Fitnah di sini artinya ujian, cobaan. Seperti Allah bahasakan dalam Al-Qur`an Surat Ali ‘Imran [3]:14, “Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.”
Seolah menjadi trend fitnah dunia saat ini adalah  harta, takhta, dan cinta. Hal ini sangat umum dan dikenal di masyarakat. Mereka menjadi khilaf, lalai, bahkan mereka tak berpikir tentang risiko yang akan mereka dapatkan. Yang penting senang dan puas menuruti syahwatnya. Mereka seolah lupa bahwa dunia ini adalah sementara. Bila kita tak mampu melewatinya dunia bukan menjadi ladang untuk menanam kebaikan, melainkan ia bagai penjara yang mengungkung kita.

Adab interaksi di dunia maya, sebagaimana juga dalam keseharian. Jika kita dilarang untuk memperlihatkan aurat, bersuara yang menggoda, maka demikian pula di dunia maya. Jika kita seharusnya berbicara santun dan beradab, tidak memaki, tidak menggunjing, tidak menfitnah, tidak mengadu domba dalam muamalah, demikian pula di dunia tulis menulis dan dunia maya. Jauhi...jauhi!
Jika bercanda mari proporsional saja, tidak sesuatu yang berbau dusta atau kebohongan, apalagi keterlaluan. Bahkan saat menerima, menjawab telpon atau sms, mari juga kita jaga kepatutannya. Jika bertamu biasanya sopannya dibatasi hanya hingga jam 21.00 maka, saya juga enggan menjawab sms atau telepon, chating diatas jam 21.00 jika yang menghubungi lain jenis yang bukan mahram. Apalagi jika sedang di samping suami...hihi pamali atuh! Tentu kecuali jika darurat, penting dan mendesak.
Yang lebih penting lagi adalah tujuan komunikasi atau agenda interaksi. Mengapa kita harus berhubungan dengan seseorang, apa agenda pembicaraan kita...bagaimana cara kita berekspresi dengan verbal dan non verbal...
Komunikasi yang intens tanpa etika yang memadai hmm waspadai deh agar tidak tergelincir. Jika merasa telah ada celah fitnah, baiknya segera hentikan. Para suami mintalah tolong istri untuk mewakili komunikasi dengan perempuan yang mungkin menggelincirkan. Para istri mintalah tolong pada suami untuk mewakili komunikasi dari lelaki lain jika intens.
Mari mengevaluasi ....dan tidak ada yang lebih baik dari pada dalam rangka kebaikan. Mari selalu menjaga hati, menjaga fikiran, dalam interaksi, karena seringkali, segala sesuatu bermula dari hati.
Mohon maaf jika ada yang tersindir, ini evaluasi diri saya sendiri, agar jauh dari ketergelinciran dunia maya.

Masya Allah, dunia sudah berubah. Zaman telah bergeser. Gadget dan dunia maya menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan kehidupan keseharian. Bahkan, masalah penilaian saat taaruf, pintu awal menuju jenjang pernikahan, pun bisa bermula dari interaksi seseorang dengan gadgetnya.
Maka menyikapi gadget, sesungguhnya tetap menyikapi keberadaan kita sebagai hambaNya. Gadget adalah sarana untuk beribadah. Maka perilaku ibadah seharusnya tak harus terpisahkan antara pemegang gadget atau bukan pemegang. Semoga kita tepat menjawab saat kelak ditanya, untuk apa waktu kita habiskan saat memegang gadget.

Teknologi komunikasi telah berkembang sedemikian pesat, sehingga mengubah perilaku manusia. Dampak positif sangat banyak didapatkan dari teknologi ini, namun tidak jarang menimbulkan persoalan sampai ke tingkat yang sangat berat. Dalam kehidupan keluarga, banyak konflik suami istri yang dipicu oleh faktor teknologi komunikasi.

INI SY SHARE NASIHAT UST CAHYADI

Ada berbagai kondisi yang memicu pertengkaran suami istri karena faktor kecanduan gadget. Di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Mengalihkan Pembicaraan

Ketika suami dan istri tengah asyik mengobrol atau tengah serius membahas suatu masalah, tiba-tiba ponsel berdering. Semestinya ia bisa mematikan telpon, namun yang terjadi pasangan justru menerima panggilan telepon tersebut. Ia mulai asyik mengobrol melalui telepon dan mengalihkan tema pembicaraan yang sedang dilakukan.

Demikian pula saat suami dan istri tengah berbincang mesra, mendadak salah satu asyik membuka gadget dan membalas pesan WhatsApp atau BBM dengan teman-temannya. Pengalihan pembicaraan karena asyik menggunakan gadget ini kerap menimbulkan kekecewaan dan sakit hati pasangan. Akhirnya muncullah pertengkaran di antara mereka.

2. Mengganggu Keintiman Saat Bercinta

Ketika suami dan istri tengah asyik bercinta, tiba-tiba ponsel berdering, karena lupa dimatikan atau lupa dibuat mode silent. Hal ini akan sangat mengganggu suasana kejiwaan suami istri tersebut. Lebih menyebalkan lagi jika suami atau istri meninggalkan pasangannya untuk menerima panggilan telpon tersebut. Ini akan membuat suasana kekecewaan yang mendalam pada pasangan.

Demikian pula ketika suami dan istri tengah asyi bercinta, diganggu oleh suara notifikasi pesan masuk dari Line, WhatsApp, SMS, BBM, email dan lain sebagainya. Berulang-ulangnya notifikasi itu bisa merusak konsentrasi dan suasana saat bercinta dengan pasangan.

3. Mengganggu Suasana Santai

Suatu kondisi yang sangat menyebalkan bagi istri adalah ketika suami pulang kerja namun di rumah masih sibuk dengan perangkat gadget atau ponselnya. Demikian pula, suami akan sangat jengkel ketika ia pulang ke rumah menjumpai istri yang sibuk dan asyik dengan gadgetnya. Suami atau istri merasa terabaikan dan tidak dibutuhkan. Kondisi ini memudahkan munculnya pertengkaran dan konflik.

Pasangan pasti akan merasa tidak nyaman dan sangat jengkel jika dirinya diabaikan, karena suami atau istri lebih memilih memegangi dan memperhatikan gadget daripada dirinya. Suasana santai di rumah menjadi rusak karena kecanduan gadget. Ini kerap memicu pertengkaran dan konflik antara suami dan istri.

4. Merusak Kebahagiaan Liburan

Liburan dan waktu akhir pekan adalah kesempatan bagus untuk bercengkerama dan berkegiatan mesra bersama pasangan tercinta. Suasana itu menjadi rusak karena suami atau istri memilih ayik dengan gadgetnya. Saat berlibur bersama keluarga menuju tempat wisata, di sepanjang perjalanan suami atau istri asyik berbalas pesan melalui fitur komunikasi di gadgetnya.

Demikian pula saat sampai di lokasi wisata, bukan kebersamaan yang didapatkan, namun suami atau istri tetap asyik dengan gadgetnya. Semestinya mereka bermain dan berkegiatan bersama dalam suasana bahagia di tempat wisata, namun ternyata hanya pindah tempat saja dalam memainkan gadgetnya. Pasangan merasa terabaikan dan akhirnya suasana liburan mereka menjadi rusak.

5. Mengabaikan Pasangan

Gadget bisa berdampak buruk pada kesehatan mental seseorang, apabila sampai kepada taraf kecanduan. Konsentrasi pikiran dan hatinya hanya terpusat pada gadget, tanpa menghiraukan lingkungan sekitar.  Hal yang terakhir dilihat sebelum tidur adalah gadget. Hal pertama yang dilihat setelah bangun tidur adalah gadget. Kekecewaan terbesar yang dirasakan adalah ketika handphone atau gadget ketinggalan atau bahkan hilang.

Kepeduliannya adalah kepada hal yang terkait dengan gadget. Ia tersiksa saat tidak mendapatkan signal internet atau wifi. Ia tersiksa saat batterai low bat dan tidak ada colokan listrik. Ia gelisah saat lupa tidak membawa powerbank. Ia sedih saat gadgetnya hank. Semua pikiran dan perhatiannya adalah tentang gadget. Bukan soal perasaan pasangan.

Ketika pasangan merasa diabaikan, pasti akan menimbulkan perasaan sakit hati dan kekecewaan. Ujungnya adalah pertengkaran dan konflik yang berkepanjangan. Segeralah mengobati kecanduan gadget. Jangan biarkan diri anda terjajah oleh teknologi. Lebih penting merawat kebersamaan dan cinta kasih dengan pasangan, dibandingkan gadget.

Perkembangan teknologi komunikasi memang luar biasa cepatnya. Gadget adalah alat komunikasi mungil yang canggih, serta memiliki fitur yang sangat banyak; seperti tablet, smartphone, netbook, dan lain sebagainya. Tentu banyak manfaat jika digunakan secara benar, tepat dan bijak. Namun menjadi masalah jika digunakan secara tidak pada tempatnya. Apalagi jika gadget digunakan oleh anak-anak yang belum bisa membedakan baik dan buruk. Dampak penggunaan gadget bagi anak-anak bisa sangat membahayakan bagi masa depan mereka, bahkan masa depan negara dan peradaban kemanusiaan. Ditemukan fakta bahwa kehadiran gadget telah mengubah perilaku manusia.

Oleh karena pengaruh yang tidak selalu positif itu, maka Steve Jobs (1955 – 2011), tokoh sentral pendiri Apple, melarang dua anak terkecilnya menggunakan iPad. Padahal sebagaimana diketahui, Apple adalah perusahaan yang memproduksi iPhone dan iPad. “Kami memang membatasi anak-anak menggunakan gadget di rumah,” katanya dalam wawancara dengan New York Times, tahun 2011 lalu. Tindakan itu dilakukan Jobs dengan alasan ingin melindungi anak-anaknya dari kecanduan gadget.

Seorang wartawan yang mewawancarainya, Nick Bilton, sengaja datang ke rumah Jobs di Palo Alto, California, dengan harapan bisa langsung melihat peralatan supercanggih di setiap sudut ruangan Jobs. Bilton membayangkan akan menemukan televisi layar sentuh atau iPad sebesar meja atau peralatan hebat lainnya di rumah Jobs. Namun ternyata rumah Jobs tidak menampakkan bahwa dirinya pemakai aneka teknologi canggih. “Tidak ada alat-alat seperti itu,” kata Jobs. Tampak ia sangat membatasi pemakaian teknologi dalam kehidupan keseharian keluarganya.

Jobs tentu sangat sadar bahayanya, justru karena ia yang terlibat menciptakan aneka jenis teknologi komunikasi dan informasi.

➡ *uraian tanya jawab :*

1⃣☝Suarni, kelas ummu kultsum

Ijin bertanya bunda..🙋🏻

Bagamana mendeteksi dn menangani thdp interaksi2 dng lawan jenis di dumay yg tdk sesuai syariat?

✍🏻
Bila bcr sdh keluar konteks
Bila sapaan sdh tak sewajarnya apalagi tidak menggunakan norma kesopanan.
Bila bahasa yg dipilih cenderung kurang pantas
Bila berlebihan dalam bercanda yg dilakukan dg yg bukan mahram.

Cara menanganinya ya kembali kpd aturan syar'i yg mana islam sdh mengatur adab brrgaul.
Ada istilah menjaga diri khalwat atau ikhtilat
Trs menjaga hati dan pandangan.
Bahasa yg selayaknya digunakan yg jauh dr kemadharatan.

2⃣ Bunda Riyanti
Ijin bertanya 🙋🏽
Pemberlakuan jam 18 - 21 seberapa efektif untuk menghindari kecanduan gajet?

✍🏻
Untuk mengantisipasi  kecanduan mereka terhadap televisi dan gadget, jika mereka bosan bermain dalam rumah, kami alihkan untuk berkegiatan outdoor. Mereka bisa main sepeda, bermain tanah, air atau kucing peliharaan. Alhamdulillah kami juga tinggal di kampung yang masih memiliki komunitas anak kampung sehingga  mereka juga biasa bergaul dengan teman tetangganya.

jd membatasi anak utk main gadget bs menjadi solusi tetapi harus ada alternatif utk pengalihan akan gadget tsbt.

3⃣ 🙋🏻Nita G3365 *Kelas Anggrek*

Izin bertanya ummi, tips² apa saja agar kita bisa menjaga diri d dunia maya ?

✍🏻
Hidupkan alarm kita
Waspada mjd kata kuncinya
Apalagi chat atau sapaan dr lawan jenis tdk spontan kita respon
Jawab seperlunya.
Jangan beri celah utk memperpanjang kata

Satu hal penting adalah kewaspadaan. Bukan bermaksud suudzon terhadap orang lain, namun interaksi dengan orang baru yang tidak dikenal membutuhkan sebuah alarm kewaspadaan. Dan “Hidupkan Alarm-mu Lebih Dini”, itu lebih aman.

➡ *Closing statement :*

Masalah keluarga baik hub suami istri jg masalah anak bs bermula dr benda yg bernama gadget

Maka kita berdoa banyK agar terjaga

Mari kita berkhlakul karimah dg sesama baik di dunia nyata mau pun maya
Agar berkah dakwah yg insya Allah semakin menggelora smntr fitnah akan jauh dr kehidupan kita insya Allah.
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰

http://suarniamin.blogspot.co.id/

➖➖➖➰➰➰➖➖➖➖

Tidak ada komentar:

Posting Komentar