Sabtu, 22 Oktober 2016

Melembutkan Hati

*```NOTULENSI KAJIAN ONLINE```*
*Sahabat ODOJ*
Kamis, 15 September 2016
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

*```"MELEMBUTKAN HATI"```*
Oleh : Ustadz Erwan.


‏﴿٦﴾ يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ ٱللَّهُ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُهُم بِمَا عَمِلُوٓا۟ ۚ أَحْصَىٰهُ ٱللَّهُ وَنَسُوهُ ۚ وَٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ شَهِيدٌ

(6) Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.

(Al Mujaadalah 58:6)
Jika manusia tidak mengikat jiwanya dengan ikatan janji harian atau ikatan janji saat demi saat, maka ia akan mendapatinya sdh banyak menyimpang juga mendapati hatinya telah keras dan lalai.

Bagaimana cara spy janji harian, janji saat demi saat utk selalu taat pd Allah dan upaya menghindarkan diri dr dosa itu dilakukan?

Imam Al Ghazali menjelaskan bhw dlm upaya menjaga janji harian, janji saat demi saat utk selalu taat pd Allah dan upaya menghindarkan diri dr dosa adalah dg murabathah yaitu bersiap siaga.
Nah murabathah ini ada beberapa tahapan;

1. Musyarathah >> penetapan syarat

Ibaratnya kehidupan qta didunia ini spt berdagang. Perdagangan di dunia ini sbg seorg Mukmin adalah demi memperoleh keuntungan di dunia dan lbh penting keuntungan di akhirat.

Bagaimana penetapan syarat itu?
Apabila Qta memasuki waktu pagi dan telah selesai melaksanakan shalat subuh, hendaknya qta meluangkan hati qta sesaat untuk menetapkan syarat-syarat terhadap jiwa, spt seorang pedagang meluangkan pertemuan untuk menetapkan syarat syarat kepada sekutunya ketika menyerahkan barang dagangan kepadanya.
kepada jiwa--sekutu dagang qta--, qta menetapkan syarat sbb: "Aku tidak mempunyai barang dagangan kecuali umur. Apabila ia habis, maka habislah modal sehingga putuslah harapan untuk berniaga dan mencari keuntungan lagi. Allah telah memberiku tempo pada hari yang baru ini.

Dia memperpanjang usia dan memberiku nikmat. Seandainya aku diwafatkan olehNya, niscaya ak berharap untuk dikembalikan ke dunia satu hari saja sehingga aku bisa beramal saleh.

Jadi Anggaplah wahai jiwa, bahwa engkau telah wafat kemudian engkau dikembalikan ke dunia lagi maka jangan sampai engkau menyia-nyiakan hari ini karena setiap napas merupakan mutiara yang sangat berharga.

Ketahuilah wahai jiwa bahwa sehari semalam adalah dua puluh empat jam, maka bersungguh sungguhlah pada hari ini untuk mengisi kantungmu.

Jangan kau biarkan dia kosong tanpa barang barang dan uang dan janganlah engkau cenderung kepada kemalasan, kelesuan, dan kesantaian sehingga engkau tidak dapat meraih derajat kebaikan n pahala yang dapat diraih oleh orang lain, lalu engkau penuh sesal.

🍇🍇🍇🍇🍇🍇
2. Muraqabah >> Mengawasi
Apabila qta telah menetapkan syarat pd  jiwa dg persyaratan spt di atas, maka langkah selanjutnya adalah mengawasi (muraqabah) dan memperhatikannya dengan mata yang tajam ketika melakukan berbagai amal perbuatan, karena seandainya jiwa dibiarkan begitu saja, maka ia akan melampaui batas dan rusak.
Bagi diri dlm upaya mengawasi jiwa adalah dengan senantiasa merasakan pengawasan Allah (muraqabatullah). Setiap saat qta atau jiwa qta ini hendak melakukan perbuatan yg melampaui batas atau merusak atau menimbulkan kerugian dlm perdagangan kehidupan, qta senantiasa ingat bhw ada kamera super canggih yg mengawasi qta. Tak sedikitpun perbuatan qta luput darinya, dan setiap perbuatan itu ada ganjarannya, reward n punishment.
Dzun-Nun pernah ditanya; dengan apakah seorg hamba dpt meraih surga?
Ia menjawab; dg 5 hal,
- istiqomah tanpa penyimpangan,
- kesungguhan tanpa kelalaian,
- muraqabatullah dlm kesunyian dan keramaian,
- menantikan kematian dg penuh kesiapan dan
- senantiasa menghisab diri sebelum engkau dihisab

🌸🌸

3. Muhasabah diri >> evaluasi diri
sebagaimana qta punya waktu pada pagi hari untuk menetapkan syarat terhadap diri berupa wasiat untuk menepati kebenaran, maka demikian pula hendaknya qta punya waktu sejenak pada sore hari untuk menuntut dan menghisab diri atas semua gerak dan diam qta.
Seperti halnya para pedagang di dunia berbuat terhadap para mitra usahanya di setiap akhir tahun/bulan atau setiap sore hari karena antusias terhadap dunia dan takut sesuatu yang seandainya tidak tercapai akan membuatnya mengalami kerugian besar.

muhasabah terhadap mitra usaha/jiwa qta adalah meninjau modal keuntungan dan kerugian untuk mencari kejelasan apakah bertambah atau berkurang.

Apabila tercapai keuntungan, maka ia memberikan upah dan berterima kasih kepada mitranya itu, tetapi apabila terjadi banyak kerugian. maka ia menuntutnya agar menanggung kerugian itu dan agar menutupinya di masa mendatang.

Maka jangan sampai sesal kemudian yg qta peroleh
Rugi dlm perdagangan
Saat umur qta sbg modal telah habis, padahal banyak dosa yg qta buat dan sedikit amal sholih yg qta lakukan

Saya Mo cerita
Sebuah kisah yg dituturkan Ust Yusuf Mansyur dlm sebuah bukunya
ada sepasang suami isteri, mereka pengantin baru. Hidup mereka sudah mapan Sejak seblm mrk menikah. Mrk telah menempati rumah milik sendiri saat mrk baru saja menikah.
Suatu malam ba'da maghrib, saat itu mrk sdg bersantai sambil nonton TV.

sang suami mendengar seseorg mengetuk pintu. Sang suami meminta isterinya utk membuka pintu n melihat siapa tamu yg berkunjung. Tp sang isteri tdk mendengar ada yg mengetuk pintu.

beberapa saat kemudian sang suami mendengar suara ketukan lagi di pintu. Tp sekali lagi sang isteri tak mendengarnya. Kemudian utk ketiga kalinya suami mendengar lagi ketukan dipintu, tp lagi2 sang isteri tdk mendengarnya.
Kemudian sang suami bangkit dr duduknya menuju kepintu utk membukakan pintu n melihat siapa yg datang.

Ketika sdh didepan pintu sang suami bertanya pd tamunya; siapa di luar? Sang tamu menjawab; ak Izroil hendak menemuimu.
Mendadak sang suami bergetar tubuhnya, keringat dingin bercucuran, kaku tak bisa bergerak. Teringat usianya yg blm maksimal utk melakukan ibadah pada Allah. Teringat hartanya yg blm sempat ia infaqkan di jalan Allah. teringat dia akan dosa2nya yg belum sempat ia bertaubat.
Ingin ia berbalik badan, berlari menghindar atau sekedar menunaikan ibadah2 yg blm sempat ia lakukan atau sekedar mengambil hartanya  utk diinfaqkan, atau sekedar bertaubat atas dosa2nya.
Tp semua itu tak bs dilakukan, tubuhnya limbung, jatuh dan tak bs bangkit lagi, karena nyawanya telah terpisah dr raga.
🌸🌸

4. Mu'aqabah >> menghukum diri atas kelalaian

Betapa pun manusia menghisab jiwanya, ia tetap tidak terlepas dr berbagai kemaksiatan dan pengabaian hak Allah swt.. maka  jangan dibiarkan begitu saja.

Karena jika jiwa itu dibiarkan begitu saja akan mudah melakukan kemaksiatan dan merasa senang denganya sehingga sulit dipisahkan. Itulah sebab kebinasaannya sehingga hrs diberi sanksi.

Ada sebuah riwayat

Umar bin Khattab, suatu hari Umar selese berkebun di kebun kurmanya yg luas
Keluar dr kebun Umar mengagumi jerih payahnya selama ini, hingga kebun kurmanya berbuah lebat dan siap dipanen

Saking kagumnya pada kebunnya sendiri, Umar terlambat sholat ashar bersama Rasulullah di masjid
Sangat menyesal Umar atas kelalaiannya

Sehingga Umar menghukum dirinya sendiri dg menginfaqkan kebun kurma beserta isinya, kurma2 yg siap panen

Bagaimana dg qta?

Sebegitunya para sahabat menghukum diri atas sebuah kelalaian



5. Mujahadah >> bersungguh-sungguh

Qta bersungguh-sungguh dlm melaksanakan syarat2 yg telah ditetapkan diawal utk berusaha menghindari berbuat dosa dan bersungguh-sungguh dlm beribadah n beramal sholih

Berbuat sekuat tenaga sampai Allah yg menghentikan usaha qta

6. Mu'atabah >> mencela diri

qta senantiasa mencaci/mencela jiwa/diri yg berbuat dosa, maka akan menjadikan jiwa yg amat menyesal
dg penyesalan maka qta akan berusaha utk tdk mengulanginya kembali

Biasanya kalo qta mencela sesuatu maka qta akan sedapat mungkin tdk melakukannya/menjauhinya

Lain cerita bila qta biasa2 saja, permisif. Ah gpp, cm begini ini saja kok. Maka tak apa bg qta bila mengulangi hal tersebut.


*tanya jawab*


1⃣🙋🏻Rini_1679

Assalamualaikum ustadz,
Saya mau bertanya mksd dari muraqabatullah dlm kesunyian dan keramaian.
Mksh 😊


▶Jawab:
Merasakan diri qta ini senantiasa diawasi olh Allah, baik ketika sendiri maupun ketika dlm keramaian

Shg saat qta hendak berbuat dosa qta senantiasa ingat bhw ada Allah yg mengawasi qta


2⃣Chie
Ust, ada kala saat kita dakwah via sosmed kita sedikit lalai saat waktu sholat tiba, karena ada member yg bertanya atau mengejar mereka yg blum berkabar atau hal yg semisal
Nah apakah dakwah yg kita lakukan  tsb tergolong gagal karena kita masi blum mendahulukan hak Allah. Jazakallah khoir, ust 🙏🏻

▶jawab
dakwah gagal atau tdk parameternya adalah ikhtiar qta

Termasuk ikhtiar qta dlm menentukan skala prioritas

Saya pernah mendpt taujih dr seorg Ustadz; saat qta syuro membhs ttg dakwah, lalu waktu sholat telah tiba lalu qta lanjut syuro dan menunda sholat, maka hati2 keberkahan dakwah itu bs hilang. Kebaikan yg qta rancang bs saja tdk sampai pd objek dakwah qta.

utk kasus mba' Chie, mungkin bahasanya; mungkin saja hal itu bs menjadi sebab kegagalan dakwah


3⃣nur
Tanya tadz

5. Mujahadah >> bersungguh-sungguh

Terkait hal tsb.. Saat futur iman sangat susah sekali untuk mengembalikan kesungguhan tsb.  Adakah tips jitu tadz?


Jawab
Saat futur ttp lakukan amal2 minimal.

biasanya qta punya amal gacoan, amal unggulan yg qta mudah melakuka nnya. Misalnya qta sulit sholat tahajud, tp mudah mengamalkan sholat Dhuha, krn sholat dhuha amal gacoan qta.

Qta sulit menghafal Al Qur'an, tp ringan bg qta membaca Al quran, krn membaca Al Qur'an amal gacoan qta

Nah saat futur, usahakan ttp Melaksanakan amal2 minimal. Lakukan amal2 gacoan qta. Jg lost semua

Allahlah yg membolak/ik hati

Maka senantiasalah berdoa, mendekat, mengingat n memohon petunjuk/hidayah darinya
krn dg banyak mengingat Allah hati menjadi tenang, lembut sehingga memudahkan bagi qta dlm beribadah n beramal sholih.
➖➖➖➖➖

Tidak ada komentar:

Posting Komentar